Tuesday, October 12, 2010

Bunga Es di Bulu Mata

betapa saya senang berada di dalam barisan itu
duduk manis dan tertawa kecil sambil menyiulkan segenap semangat satu sama lainnya
angkat bangku beserta mejanya untuk memulai rapat kebersamaan di depan kelas
betapa saya sangat senang berada di dalam barisan itu
saat senja datang menerpa, mendorong muka ini merunduk, memotong urat asa
dan kita tetap tertawa, dalam payungan langit yang sama.
betapa saya sangat senang berada di dalam barisan itu
dikelilingi kuncup bunga diatas pohon yang nanti nya akan mekar indahnya
mendengarkan segala risau dan ketakutan sang kuncup kecil
dan memeluk kepala mereka satu persatu
dalam rangka menjaga kemurnian fikiran yang mengalir didalam nya
dan menenangkan batin yang ada di bawah tapak kakiku

betapa bukan apa-apanya saya tanpa rangkaian rencana tuhan dalam mempertemukan saya pada mereka,
tapi kenapa ada rasa gusar didalam sini?
bisikan setan atau amara manusia yang berkibar?
aku ingin meraih nya, meraih apa yang ingin kuraih
semuanya.
tapi nyata hendak manusia musti sadar kadarnya
aku tak bisa sombong pada langit seluas itu
dan tanah segembur itu.
segala ucapan di dalam otak ku mengalir lebih deras
menghanyutkan tubuh sampai aku tak kuasa berenang
tapi aku coba pijakan kakiku pada salah satu batuan
aku coba lawan si arus dan memeluk mereka satu persatu
mencoba naik menginjak ombak
tapi
ini berlebihan kah?


"pa, apa yang hendak kau katakan pada putri mu yang satu ini?"
"akan jadi apa aku dengan mimpi-mimpi yang menggunduk di pundakku?"

No comments:

Post a Comment

leave a pleasure to give an opinion :)

अनुयायियों